Saat melihat orang kerasukan oleh orang yang sudah meninggal pasti kita bertanya-tanya "Apakah benar dia dirasuki (misal ; kakek, nenek, atau orang yang sudah meninggal)" Pada awalnya saya juga bertanya tanya, karena paman pernah kerasukan. Yang merasuki mengaku ia itu kakek, benar gak nya wallahualam. Apakah arwah gentayang itu ada? Apakah orang yang kerasukan disebabkan karena arwah gentayang? gak usah bingung, mari kita bahas bersama sama.
Dalam agama islam tidak dikenal arwah gentayangan baik meninggal karena waktunya, dibunuh, tenggelam, terbakar atau kecelakaan arwahnya akan kembali kepada sang pencipta yakni Allah swt. Namun ketika seseorang menjumpai tempat yang pernah terjadi kecelakaan. Kemuadian dia melihat penampakan orang itu hidup dan muncul lagi. Itu adalah mahkluk astral atau jin. Mereka mencoba menggoda manusia untuk mengembalikan kepercayaan kita, agar kita mempercayai adanya arwah/ruh gentayangang. Nah sebagian dari kita pasti ada yang mempercayainya. Padahal saat seseorang sudah meninggal, ruhnnya telah diambil kembali oleh Allah swt. Jadi gak mungkin kembali sebagai arwah gentayangan.
Coba kita lihat surat Al-muminun ayat 100
لَعَلِّي أَعْمَلُ صالِحاً فيما
تَرَكْتُ كَلاَّ إِنَّها كَلِمَةٌ هُوَ قائِلُها وَ مِنْ وَرائِهِمْ بَرْزَخٌ
إِلى يَوْمِ يُبْعَثُونَ َ
Yang artinya : "Supaya aku kerjakan amal yang shalih, yang dahulu telah kutinggalkan. Tidak sekali-kali! Itu cuma kata-kata yang diucapkannya saja. Sedang di belakang mereka telah ada barzakh (dinding pembatas), sampai kelak kepada hari mereka akan dibangkitkan".
Penjelasannya, Roh yang telah Allah ambil mengalami fase kematian. Bagi mereka ada dinding tebal yang membatasi alam manusia dan alam ruh sampai hari kebangkitan.
Jadi, setiap orang yang sudah meninggal, ruhnya gak akan bisa berinteraksi dengan mahkluk hidup, apalagi sanpai masuk kedalam tubuh orang yang masih hidup. Semua itu adalah perbuatan mahkluk astral atau jin.
Sumber : Tau gak sih Trans7